Janice Wong Dessert Bar NeWoMan Shinjuku Tokyo

Janice Windy selfiecassis plum shopautumn kyoto gardenchocolate19665249_10155447357838904_728716085090072676_n19702261_10155447357828904_7458978876535421456_n19732122_10155447357758904_3993315963963699055_n19732130_10155447357818904_5997586243800459779_nIMG_1628 (002)19748542_10155447357773904_7143994609024190323_nshopbottarga paprika

Buat para fans dessert dan makanan manis yang rasanya “unik, aneh tapi enak”, Janice Wong Dessert Bar yang berlokasi di NeWoMan Shinjuku, Tokyo ini menarik sekali untuk dikunjungi.

Janice Wong, chef patissier dari Singapura yang terkenal di dunia kuliner internasional dan berhasil meraih  gelar “Chef Patissier Terbaik di Asia (Asia’s Best Pastry Chef)” pada tahun 2012-2013, betul-betul lihai dalam meracik bahan-bahan unik menjadi dessert yang cantik.

Selain pernah bekerja sama dalam beberapa project, saya pribadi sudah cukup lama kenal dengan Janice. Dengan karakternya yang ramah, mudah bergaul dan pekerja keras, Janice berhasil memantapkan karirnya di Jepang dengan membuka dessert bar-nya dan keterlibatannya dalam beberapa project swasta maupun pemerintah. Baru-baru ini Janice Wong Lab dibuka di daerah Akebonobashi, Shinjuku. Pecinta dessert Janice Wong bisa mengunjungi Lab ini dengan appointment.

Menu yang saya coba kali ini adalah Special Lunch Degustation yang terdiri dari:

Tomato Lake:

Semacam soup berbahan dasar tomat dengan keju mozzarella dan apple vinegar dll yang gurih rasanya

JP Snicker Bar:

Perpaduan unik cokelat, kacang, sejenis jahe Jepang myoga, cherry, praline dan daun shiso 

Miso Corn:

Miso dessert? Siapa takut! Menu miso corn yang disajikan di sini adalah kombinasi yang unik dan enak sekali, campuran jagung, miso merah, dan salted caramel yang pas!

Botanical Summer:

Vanila, lime, daun-daunan herbal, yogurt dan grapefruit disajikan dengan cantik dengan wangi herbal yang khas

Bottarga Paprika:

Siapa bilang sea food cuma pas untuk lauk dan paprika ngga bisa untuk dessert? Sajian Bottarga Paprika di Janice Wong Dessert Bar Shinjuku membuktikan, tulang anago yang crispy dipadukan dengan krim keju, paprika, yuzu, dan mangga ternyata bisa menciptakan dessert yang manis dengan sentuhan aroma smoke yang menggugah selera!

Penyajian di bar ini juga unik sekali, dengan alat canggih untuk menghasilkan “asap” dan tekstur yang spesial.

Untuk menu minuman, ada banyak pilihan dari mulai berbagai macam teh, sake sampai 5 gelas non-alcohol cocktail pairing yang menjadi pilihan saya:

Relaxing Tea Time, Apricot Almond, Virgin Pina Colada, Floral Kiwi dan Red Lizard Tail.

Selain Special Lunch Degustation, pastinya ada menu lain yang tidak kalah menarik. Cassis Plum yang asam-manis-segar dan Kyoto Garden dengan variasi rasa es krim yang menarik juga harus dicoba!

Untuk pengalaman kuliner yang tak terlupakan dan foto-foto cantik yang Instagram-able, jangan lupa mampir ke Janice Wong Dessert Bar NeWoMan Shinjuku!

 

 

 

 

Wawancara singkat dengan Walikota Uwajima

Waktu mengunjungi Uwajima, saya bertemu dengan Walikota Uwajima Bapak Fumiaki Okahara yang ramah dan murah senyum 🙂

Simak wawancara singkat saya dengan beliau tentang pesona Uwajima!

Terjemahan wawancara:

Saya:

Kami ingin tahu hal-hal menarik apa yang bisa dilakukan di Uwajima?

Bapak Fumiaki Okahara:

Uwajima adalah daerah yang kaya akan budaya dan sejarah. Salah satunya, Kastil Uwajima dan Museum Date. Kami juga punya taman yang bersejarah. Uwajima sangat beruntung memiliki gunung dan laut yang indah, juga makanan laut dan jeruk mikan dengan kualitas prima.

Ayo datang ke Uwajima!

 

 

 

Halal Washoku Dinner Happo-en Tokyo

dish1dish2dish3dish4dish5dish6dish7gardenmenurestaurant entrancestatue

Washoku atau masakan tradisional Jepang belakangan ini semakin terkenal di kalangan pecinta kuliner internasional. Selain rasanya yang enak dan penyajiannya yang cantik, masakan Jepang juga terkenal sehat.

Seiring dengan meningkatnya kepopuleran Washoku, semakin banyak restoran atau hotel yang menyajikan berbagai tipe Washoku, misalnya masakan Jepang dari daerah tertentu seperti Kansai-ryori dan Kyoto-ryori, masakan Jepang vegetarian yang terinspirasi dari ajaran Budha atau Shojin-ryori, dan Halal Washoku yang sedang trend baru-baru ini. Menu Halal Washoku khusus dibuat untuk umat muslim yang ingin menikmati masakan Jepang tanpa harus khawatir tentang bahan-bahan non-halal yang digunakan.

Di Jepang sendiri sudah ada beberapa restoran yang menyajikan Halal Washoku, khususnya di Tokyo. Beberapa waktu yang lalu, saya dan keluarga diundang makan malam Halal Washoku di restoran Jepang yang sangat terkenal di Tokyo yang bernama Happo-en.

Happo-en memiliki eksterior dan interior khas Jepang yang menawan, dengan tamannya yang luas dan indah. Masakan Jepang di sini tidak perlu diragukan lagi rasanya. Meskipun harganya cukup mahal, tapi rasa dan kesegaran bahan-bahannya dijamin top quality!

Menu pembuka pertama adalah ikan tai yang sudah direndam di dalam kaldu kombu atau rumput laut, disajikan dengan sayuran dan citrus jelly. Cita rasa ikan tai yang menggiurkan dikombinasikan dengan sayuran dan aroma jeruk yang menyegarkan.

Tako atau gurita, ikan anko dan udang yang disajikan dengan kacang kedelai hitam dan saus miso dan sayuran menjadi menu pembuka kedua. Variasi rasa pada makanan pembuka kedua sangat menarik, dan pastinya kita bisa merasakan kesegaran bahan-bahan yang digunakan.

Selanjutnya, giliran menu sashimi yang disajikan. Walaupun keluarga saya jarang makan sashimi, mereka cukup menikmati sajian “ikan mentah” yang sering dihindari orang Indonesia ini. Biasanya, ikan yang dijadikan sashimi tergantung dari musim. Kali ini kita menyantap sashimi tuna yang gurih dan lembut dengan side dish sayuran segar yang dibumbui shoyu.

Menu berikutnya adalah yang mungkin paling menggiurkan untuk pecinta daging sapi: shabu-shabu dari daging sapi Maezawa yang terkenal “elit” dan memang terbukti enak! Selain daging sapinya yang gurih, sayuran yang disajikan bersamaan dengan daging juga tidak kalah enak dan renyah.

Sebelum menu penutup buah-buahan, masih ada udon atau mie Jepang yang disajikan dengan acar. Udon juga salah satu masakan Jepang yang semakin populer di Indonesia. Kali ini, udon yang kita makan bentuknya mirip dengan kwetiau.  Untuk rasa, jangan ditanya lagi, mie yang kenyal dan lembut dengan kuah yang unik dan pas asinnya.

Terakhir, buah melon yang super manis menjadi menu penutup makan malam Halal Washoku kami.

Kalau ada kesempatan ke Tokyo, jangan lupa mampir ke Happo-en dan coba Halal Washoku-nya!

 

 

 

 

 

 

Kobe – Wisata kuliner dan religi

Hampir semua orang yang tinggal di Jepang atau menyukai Jepang pernah mendengat tentang Kobe, kota pelabuhan yang terkenal dengan daging sapinya yang super lembut yang lebih dikenal dengan brand Kobe Beef.

Beberapa minggu yang lalu saya diajak mengunjungi kota ini dan menginap di Portopia, hotel bintang 4 yang legendaris di Kobe. Agenda wajib saat berada di Kobe adalah mencoba kelezatan Kobe Beef. Di Portopia hotel, kami memilih full-course dinner, dengan menu Kobe Beef, sea food ala fusion-Japanese, dan tidak ketinggalan matcha serta wagashi atau dessert tradisional Jepang. Grand chef Portopia Hotel Takahiko Kishimoto menjamu kami dengan sangat ramah.

Bagi pecinta daging sapi yang lembut, Kobe Beef betul-betul lumer di mulut, gurih dan memuaskan! Meski cuma berbumbu garam, Kobe Beef enaknya bikin ketagihan 🙂

Selain Kobe Beef yang sudah mendunia, Kobe juga punya satu bakery kecil nan cantik yang bernama Ca Marche yang berlokasi di dekat Masjid Kobe, tepatnya di alamat berikut: 3-1-3 Yamamotodori Chuoku Kobe 650-0003.

Pemilik bakery ini bernama Takaaki Nishikawa. Beliau sudah lama bekerja sebagai pastry chef dan cukup terkenal di kalangan patissier Jepang. Mengunjungi Ca Marche di musim dingin mengingatkan kita akan suasana winter di Perancis. Kebanyakan orang membeli roti dan kue-kue Natal waktu kami mengunjungi Ca Marche. Bagi mereka yang tahan dingin, disediakan kursi untuk tempat makan dan ngopi di luar. Dekorasi interiornya yang romantis dan aroma rotinya yang menggugah selera menjadi alasan untuk mampir di Ca Marche!

Bagi yang berminat untuk mampir dan sholat di Masjid Kobe, masjid ini hanya berjarak beberapa meter dari Ca Marche. Masjid tertua di Jepang dengan gaya arsitektur Turki tradisional yang sudah berusia 80 tahun ini adalah saksi sejarah Perang Dunia II tahun 1945 dan gempa bumi besar tahun 1995 yang pernah menghancurkan Kobe. Ajaibnya, masjid ini tidak runtuh saat Kobe dibombardir serangan udara pada Perang Dunia dan hanya mengalami sedikit keretakan waktu gempa bumi besar melanda kota ini. Tempat sholat pria ada di lantai 1 dan untuk wanita di lantai 2. Atmosfir yang ramah pengunjung membuat Masjid Kobe layak dikunjungi. Jangan khawatir bagi non-muslim atau mereka yang hanya mau melihat keindahan interiornya bisa masuk ke dalam masjid asal tidak menggangu kegiatan ibadah yang sedang berlangsung.

Selamat bertualang di Kobe!

 

 

 

 

 

 

Awajishima – Surga bawang bombay dan pasta di Jepang

Berkendara dengan mobil dari Kobe ke Awajishima, kami disambut oleh pemandangan laut dan bukit yang cantik. Awajishima adalah satu pulau kecil di Jepang yang dikelilingi oleh selat Akashi dan Naruto dan terhubung dengan pulau Honshu dengan jembatan Akashi Kaikyo.

Dalam hal wisata kuliner, Awajishima terkenal sebagai daerah penghasil bawang bombay yang manis dan berkualitas. Kami menyempatkan untuk mampir di pabrik bawang bombay dan mencicipi berbagai varian bawang bombaynya. Ada bawang bombay mentah yang ternyata manis dan enak untuk digado, bawang goreng yang wanginya menggugah selera, juga acar bawang bombay yang rasanya unik! Ini pengalaman saya pertama kali mencoba bawang bombay yang begitu enak! Selain mencoba bawang bombay dan melihat pabriknya, kami juga diajak mengunjungi gudang atau tempat penyimpanan bawang bombay yang siap dipasarkan.

Selain bawang bombay, ada tempat pembuatan pasta yang tidak kalah menarik di Awajishima. Bukan hanya pabrik pasta yang bisa kita kunjungi tapi juga restoran Fresca Dan-Men yang berlokasi di sebelah pabrik ini. Restoran dengan pemandangan laut yang menenangkan ini menyuguhkan puluhan jenis pasta dan toppingnya, fresh from the factory!

 

 

Uwajima – Perpaduan pesona alam dan kuliner

Sebagian besar turis yang datang ke Jepang ingin melihat kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka dan Kyoto. Belum banyak yang tahu tentang satu kota kecil yang berlokasi di prefektur (atau provinsi) Ehime yang bernama Uwajima.

Kota ini terkenal dengan pesona alamnya, yang merupakan perpaduan antara pemandangan laut dan pegunungan yang indah. Bukan hanya daerah yang tenang yang cocok untuk tempat peristirahatan, Uwajima juga menawarkan pesona kuliner yang tidak kalah menarik dari tempat-tempat terkenal di Jepang seperti Tokyo dan Osaka.

Kali ini kami berkesempatan mengunjungi Uwajima bersama Michelin chef Loic Le Bail dari Brittany Hotel and Spa Roscoff Perancis beserta timnya. Tiba di Uwajima tepat jam makan malam, kami langsung menuju tempat penginapan Kiya Ryokan.

Ryokan adalah penginapan bergaya tradisional Jepang yang biasanya dilengkapi dengan onsen atau pemandian air panas pribadi. Kiya Ryokan menempati bangunan unik yang merupakan rumah tua yang sudah direnovasi pada beberapa bagiannya.

Belum lengkap rasanya mengunjungi Uwajima kalau tidak menginap di Kiya Ryokan. Manager penginapan bersejarah ini yang bernama Greb ternyata orang asing kelahiran Polandia yang sudah lama tertarik dengan budaya Jepang. Dengan keramahtamahan dan kemampuan multi bahasanya, Greb membuat Kiya Ryokan terasa nyaman dan homy. 

Konsep Kiya Ryokan ini unik, siapa saja yang bermalam di sini bisa menempati dan menikmati seluruh ruangan  yang ada. Tarif untuk 1 orang atau lebih dari 1 orang pasti berbeda, tetapi seluruh bangunan penginapan ini menjadi milik kita sendiri selama kita menginap di sana!

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website Kiya Ryokan: http://www.kiyaryokan.com/en/uwajima/ (Bahasa Inggris/Jepang/Jerman).

Setelah menaruh koper di Kiya Ryokan, kami langsung menuju ke rumah makan tradisional Jepang yang menyuguhkan full course dinner dengan menu lokal setempat. Kenikmatan masakan ala Uwajima masih membekas di ingatan. Menu ikan yang segar dan bervariasi dari hasil tangkapan nelayan setempat, nasi yang dimasak dari beras lokal yang pulen, tofu yang lembut dan sayur-sayuran segar dilengkapi dengan umeshu yang tidak pernah mengecewakan menutup malam kami yang cukup melelahkan.

Wisata kuliner kami keesokan harinya dimulai di rumah seorang pengusaha ikan tai (sea bream dalam bahasa Inggris). Ikan ini sangat disukai orang Jepang, terutama untuk diolah menjadi sashimi. Warna dagingnya yang putih bening, tekstur lembut dan cita rasa gurihnya membuat ikan tai sangat digemari banyak orang.

Pemilik rumah nan ramah dan ceria yang kami kunjungi bernama Michiko Yamauchi. Tinggal di daerah dengan hasil laut berlimpah, Michiko Yamauchi menekuni usaha ikan tai dan budi daya nori atau rumput laut. Selain berbisnis ikan tai, ibu yang sangat aktif ini juga bisa menyuguhkan menu tai sashimi di ruang makan rumahnya yang disulap menjadi restoran kecil. Ikan tai yang disajikan merupakan hasil tangkapannya sendiri yang dijamin fresh dan berkualitas! Kami juga mencicipi nori atau rumput laut kering yang super enak dengan aroma laut yang khas hasil budi daya ibu Miyauchi. Setelah puas menyantap tai sashimi, kami dibawa ke tempat budi daya nori. Di dalam satu tabung air yang besar, nori yang masih muda terlihat berenang-renang. Nori muda ini akan berkembang menjadi nori dewasa yang siap untuk diolah menjadi nori kering teman kita makan sushi, topping miso soup atau snack yang enak dan sehat.

Dekat dari laboratorium budi daya nori ada tempat penangkaran mutiara. Kami melihat-lihat proses pengerjaan mutiara setelah diambil dari cangkang. Saya membeli satu bros mutiara untuk ibu saya yang termasuk kolektor berbagai jenis bros. Harga perhiasan mutiara di toko ini lebih murah dari harga di toko atau department store di kota besar seperti Tokyo, ditambah dengan diskon yang lumayan!

Dari tempat penangkaran mutiara, kami melanjutkan perjalanan ke perkebunan mikan atau jeruk Jepang. Yasuji Tanaka yang merupakan Citrus Ambassador di Uwajima membawa kami berkeliling menikmati cantiknya pohon-pohon mikan yang akan siap dipetik beberapa bulan lagi.

Perjalanan kuliner kami berikutnya adalah tempat produksi jakoten atau makanan khas Uwajima yang mirip dengan otak-otak atau pempek. Jakoten terbuat dari ikan (biasanya ikan berdaging putih berukuran kecil) yang dihaluskan, dicampur dengan garam dan bumbu lalu digoreng. Yang unik dari jakoten, hampir seluruh bagian ikan seperti kulit dan tulang tidak dibuang. Hasilnya, warna adonan yang cokelat keabu-abuan dan aroma ikan yang menggiurkan!

Menutup perjalanan kami di Uwajima, kami berbelok sedikit ke Uwajima Castle. Kastil bersejarah ini berada di atas bukit, jadi pastikan sepatu kita cukup nyaman untuk menanjak. Setelah sampai di atas, pemandangan laut, gunung dan kotanya membuat terkesima. Such a beautiful view! Saya jadi membayangkan duduk-duduk di area rerumputan tepat di bawah kastil waktu matahari terbenam, dengan kopi panas dan jakoten yang hangat, hmm..pasti ok  banget. Uwajima castle bukan hanya situs bersejarah tapi juga tempat yang tepat untuk sekedar relax atau berkontemplasi 🙂

Can’t wait to be back in Uwajima!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selamat datang di IINE JAPAN!

Selamat datang di blog IINE JAPAN!

Saya Windy, penulis dan editor blog ini.

“Ii ne” berasal dari ungkapan dalam bahasa Jepang yang artinya hampir sama dengan “bagus ya..” dalam bahasa Indonesia.

Blog ini membahas tentang masakan atau makanan Jepang, restoran, cafe atau tempat-tempat makan di Jepang yang belum banyak diketahui orang Indonesia.

Penulisan blog ini didukung oleh ESF, sebuah perusahaan Konsultan, Branding dan Public Relations yang berlokasi di Tokyo (kebetulan saya bekerja di ESF).

Kami harap, IINE JAPAN bisa menjadi tempat berbagi informasi dengan teman-teman di Indonesia.

Selamat menikmati blog kami!